Selasa, 02 Juli 2013

BLSM sepanas BALSEM? YUk! Baca Mimpi Si Mahasiswi Bodoh ^_^

Assalamu’alaykum warrahmatullahi wabarrakatuh
Bismillahirrahmannirrahim, tulisan kali ini bakalan lebih panjang dari biasanya.

Hari yang cerah untuk jiwa yang sepi (kaya lagu)
Belakangan ini lagi ‘HOT-HOT’ nya banget yaa BLSM yang kalo di eja Be-El-Es-Em menurutku agak ribet sehingga saya lebih seneng nyebut “BALSEM” hehe
Kemarin-kemarin pun saya sempet ngetwit kayak gini nih :

“Untung aja saya lebih suka Minyak Telon daripada BALSEM”

“BALSEM di indonesia lagi hot-hot nya yaa, lebih panas dari pada BALSEM GELIGA”


SUMPAH INI BUKAN IKLAN!!!

Dan sebagainya yang saya juga lumayan lupa. Hehe

Tapiii tapiii tunggu dulu, yang saya omongin ini bukan BALSEM GELIGA, BALSEM BALPIRIK, bukan juga BALSEM CAP-ELANG, dan sebagainya yang berbau BALSEM untuk pijat memijat. Sama sekal BUKAN!!
BALSEM yang bakalan saya bahas disini itu adalah BLSM yang katanya sih artinya Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Tapi tetap saja BLSM ini banyak sekali plesetan-plesetan kepanjangannya yang saya baca di Time-Line twitter saya, misalnya saja:
“Bantuan Langsung Sabar Mengantri”
“Bantuan Langsung Suka Menunggu”
“Bantuan Langsung Si Miskin”

Dan masih banyak lagi.... Ahhh tetap saja menurut saya mah BLSM tetaplah BALSEM yang selalu 'panas' jika diperbincangkan.

Saya menulis ini bukan sekedar iseng sih sebenarnya, hanya saja ingin mengungkapkan isi hati melihat kenyataan yang begitu pahit ketika saya lihat di Berita Televisi maupun Berita Online yang konon ada banyak masyarakat mengantri memakai Emas Mulia ratusan gram (ini lebay!), nggak! Nggak segitu sih tapi puluhan gram dengan membawa 'Hape Pintar' dan kebangetan juga yang memakainya itu Ibu-ibu muda yang masih banget layak tenaganya untuk ditukar dengan uang alias masih mampu bekerja. Gimana pendapat kalian? Apakah layak kata “Bantuan Langsung Si Miskin” ini untuk mereka yang saya sebutkan tadi?
Dan lebih miris lagi saat saya melihat di Berita ada beberapa orang yang sebenarnya lebih membutuhkan bantuan itu, yakni para lanjut usia yang benar-benar miskin dan ada pula seorang Kakek-kakek yang saya lupa tinggal di daerah mana Beliau tinggal di bekas kandang kambing, belasan tahun Beliau menempati tempat itu dan bekerja semampunya namun Beliau enggan menerima bantuan itu. Menurut Beliau, Beliau malu jika harus mengantri demi uang yang tak seberapa banyak, Beliau masih punya harga diri dan masih bisa makan dari sisa tenaga yang Beliau punya.

Nah bagai mana menurut kalian? Saya sangat setuju dengan Beliau, bukan karena sombong melainkan bagai mana jika Beliau ikut mengantri sedangkan Beliau sudah tak memiliki tenaga banyak tak menutup kemungkinan nasib Beliau akan sama dengan nasib Nenek-nenek yang Meninggal akibat mengantri di antrian BLT (Bantuan Langsung Tunai) yang pernah direalisasikan beberapa waktu silam.
Kalo sudah begitu, siapa yang mau tanggung jawab?
Nyawa melayang hanya untuk uang yang tak seberapa dan tak akan bertahan lama.

Nah! Dalam otak dan hati saya terus memikirkan hal ini, sayangnya saya hanyalah Mahasiswi dan Karyawati yang tidak memiliki daya upaya, saya hanya mampu memberikan usul dan ntah lah siapa peduli dengan tulisan Mahasiswi bodoh seperti saya ini?
Tapi jika saya diberikan usul, lebih baik dana BLSM itu untuk membuat lapangan kerja baru, untuk mereka yang kurang mampu. Hmmm mungkin pemikiran ini tak hanya dimiliki oleh saya, mungkin banyak juga diluaran sana yang se-pemikiran dengan saya.
Bantuan BLSM itu tidak lah adil jika mengingat apa yang sudah saya bahas di atas, dan maaf banget nih yah BLSM itu hanya membuat masyarakat menjadi malas.
Mereka hanya mengantri terus dapet uang sebesar Rp. 150.000. Faktanya apakah cukup Rp. 150.000 untuk sebulan? Apakah cukup Rp. 150.000 untuk keluarga yang memiliki anak banyak? Yaaa namanya juga ‘BANTUAN’ bukan ‘MEMENUHI’ kebutuhan. Hehehe

Akan tetapi coba kita berandai-andai
Indonesia memiliki 33 Provinsi, dalam 1 provinsi hitung lah 8 Kota/Kabupaten dan dalam setiap Kota terdapat beberapa Desa, anggaplah 5 desa per-Kota
Jadi 5 Desa x 8 kota x 33 Provinsi DAN tak lupa di kali dengan jumlah penuduk yang hitung saja 10 Warga miskin dari setiap Desa.
HASIL nya 13.200 penduduk x Rp. 150.000 = Rp. 1.980.000.000 WOW itu nominal yang lumayan loh, dan itu hanyalah berandai andai, yang sejatinya konon yang mendapat BLSM itu sebanyak 15,9 JUTA Keluarga anggaplah 15 JUTA Warga dikalikan dengan Rp. 150.000 TOTAL BLSM yang sebenarnya adalah SEKITAR Rp. 2,250 TRILIUN!!! WOW banget yaaaaa. Aduuuhh uangnya banyak bangeetttt, itu belum dikalikan dengan 4-6 bulan looohh, nominal segitu Cuma buat satu bulan. Huhuhu

Well!! Setelah dipikir-pikir nominal segitu di bagi 33 Provinsi secara kasaran itu masing-masing Provinsi bisa dapet uang sekitar Rp. 68milyar dikali 4 (karna konon BLSM ini bakalan dapet sekitar 4-6 kali).

NAH!! Sekarang tinggal dikalikan saja 4 lalu bagikan uang itu untuk membuat Lapangan Pekerjaan, pasti bakalan bisa bikin perusahaan yang lumayan besar, nah yang saya ketahui di kampung tempat Nenek saya tinggal, itu Nenek-nenek masih bisa loh pergi ke sawah hanya untuk mendapatkan ‘sesuap’ nasi. Bagaimana jika mereka yang sudah lanjut usia bekerja di Perusahaan yang sudah INDONESIA buat dengan Perusahaan yang sudah kita ‘ANDAI-ANDAI’ kan tadi, gak usah muluk-muluk deh misalnya bikin kerajinan seperti Konveksi nah yang lanjut usia itu Cuma masukin bajunya ke plastik walaupun kerjanya lambat yang pasti orang jaman dulu itu lebih semangat kerjanya daripada orang jaman sekarang yang maunya seneng doang (Gak munafik, saya juga pengennya yang ringan-ringan doang).
Atau bikin perusahaan pengrajin apa kek gitu, terus yang lanjut usia hanya mengelap boneka-boneka kayu (misalnya) terus di Pack sama yang muda. Bisa aja kan?

Setelah berandai-andai punya perusahaan, mari kita berandai-andai jika perusahaan itu maju dan berkembang, di Indonesia ini kan banyak orang-orang pinter, NAH! Mintalah Mereka para MASTER buat masarin produknya ke luar negri, pasti bisa kok! Dan bayangkan juga Perusahaan itu bertahan 1 tahun (gak usah muluk muluk puluhan tahun apa lagi berharap sampe ratusan tahun). Namanya juga pemikiran Mahasiswi BODOH kan?
Dalam setahun itu kan 12 bulan, dan dalam satu bulan si pekerja itu atau Warga yang kurang mampu itu bakalan dapet uang lebih dari Rp. 150.000 kan? Dan itu PASTI!
Lebih enak mana? BLSM yang Cuma cape ngantri dapet Rp. 150.000 atau dapet uang Rp. 700.000 (misalnya) selama 1 tahun ?
Itungan goblok-goblokan ini Cuma dalam hitungan kecil loh, yang sebenarnya bakalan bisa LEBIH DARI INI.
Jangna bilang ‘NGOMONG MAH GAMPANG’ sebelum berusaha wujudin.
bagai mana kita bisa tau hal di atas tadi bakalan GAGAL kan jika kita belum berusaha wujudin, toh juga bukan hanya saya Mahasiswi Bodoh yang mau bantu, pasti BANYAK orang-orang pintar di INDONESIA ini yang mau bantu.

Hanya orang yang GAGAL yang bilang ‘GAK MAMPU’ sebelum ‘BERPERANG’.
Indonesia kan banyak orang-orang yang sebenarnya PINTAR tapi sayangnya Indonesia sangat KURANG menghargai SUMBER DAYA MANUSIA yang sebenarnya LAYAK untuk memajukan Indonesia.
Percaya deh banyak kok yang mau bantu kalo emang di-REALISASI-kan J

Oke lah segitu aja hayalan MAHASISWI BODOH kali ini.
Berharap banget banyak Masyarakat yang ikut berandai-andai seperti saya, dan syukur-syukur jika direalisasikan. Huhuhu

Pesan Penulis: JANGAN MAU JADI ORANG MALAS!
INDONESIA AKAN MENJADI NEGARA YANG LEBIH BAIK JIKA MAMPU MEM-BERDAYA-KAN MASYARAKAT YANG ‘CERDAS’ DAN MAU BERUSAHA KERAS UNTUK KEMAJUAN NEGARANYA SENDIRI.

Sekali lagi ini hanya tulisan Mahasiswi BODOH, beri tau saya jika saya memiliki kesalahan dalam menulis postingan ini.

BLSM TETAPLAH BALSEM YANG AKAN SELALU PANAS, DAN BALSEM TAK KAN SELAMANYA PANAS, BALSEM AKAN PANAS SESAAT SAJA SELEBIHNYA TAK KAN TERASA!!!
Hehehe


Aaaahhh saya lebih suka minyak telon :p

Saya sudahi saja mimpi saya kali ini.
Wassalam :)

By: Dindahiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar