Kamis, 20 Juni 2013

KEAJAIBAN ITU MENGHAMPIRIKU SAAT NISFU SYA'BAN (Part 2)

Hai hai hai....
Yang mau baca cerita ini harus baca Postingan aku sebelumnya yaaa... Klik DISINI yang mau baca.
hehe

Yuk kita lanjuuuuuuttttttt............
Kalo gak salah sekitar tanggal 25 Juni 2 tahun silam saat malamnya itu Nisfu Sya'ban yang kebetulan hari libur aku pun berniat untuk menemui Kak Ari.




Aku terlalu takut jika nanti aku akan kecewa dengan sikap Kak Ari yang kerap kali marah kepadaku jika aku menyusul kerumahnya, dengan teguh pendirian akhirnya aku pun melakukan Shalat Istikharah agar diberikan petunjuk oleh Allah untuk hari esok saat aku kerumah Kak Ari.

Dalam Mimpi itu pun aku seperti bertemu dengan Anak Kecil yang memberikan aku kain seperti selendang untuk melindungiku, ditengah rel kereta api yang sangat sepi Anak Kecil yang tak ku kenal dan belum sempat kenalan dia pun meninggalkanku sendirian disana, belum jelas aku dengan mimpi itu namun aku terbangun dengan suasana hati yang masih bingung.

"Akankah Allah menunjukan keajaiban hari ini?"


Ntah....Ntah mengapa hati ini semakin yakin, lalu aku pun tak banyak bicara, seusai Shalat Subuh pun aku langsung SMS Bundo Mirna bermaksud mengajaknya kembali kesana... Ketempat dimana dulu aku dan dia pernah jumpai dan berharap akan ada jawaban atas semua gundahku serta ketakutanku selama ini.



"Assalamu'alaykum Bundo, hari ini ada rencana pergi kemana ga? Kalo memang gak ada, anterin aku ke rumahnya Kak Ari plis :("


Klik....Tombol send pun akhirnya ku 'push'

Tak lama kemudian....

dreeetttt....dreeeetttt....
Handphone ku bergetar tanda SMS masuk, dan ku lirik sejenak Handphone yang berada di sampingku ternyata itu SMS dari Bundo.

"Wa'alaykum salam Dek, hayu atuh kalo mau aku antar. Jam berapa?"


Nyesss.....Seperti arang yang sedang menyala kemudian disiram air dingin..
Seperti itulah mungkin ketika aku mendapatkan SMS dari bundo, hatiku tenang dimana aku hari itu akan ada yang menemaniku saat hati terasa amat sesak memikirkan apa yang tak seharusnya ku pikirkan.


Setelah deal dengan Bundo, akhirnya sekitar jam 9 aku berangkat menuju kota dimana Kak Ari tinggal, tanpa ba bi bu aku berangkat dengan segala pertanyaan yang 'mengeroyok otakku' saat itu.


"Apakah Kak Ari botak? hingga ia enggan bertemu denganku?"
"Apakah Kak Ari lumpuh sehingga ia tak mau berjumpa denganku?"
"Apakah Kak Ari itu perempuan? dan membohongiku?"
"Apakah Kak Ari bukan manusia?" *Gagal fokus*

Ya! itulah sedikit apa yang ada didalam benakku saat itu, namun Bundo dengan berulang kali meyakinkanku yang kemudian aku merasa lebih tenang.


Sesampainya di tempat yang aku tuju, aku pun langsung ngacir ke Mall yang tak jauh letaknya dari stasiun berniat untuk makan siang.
Seusai semuanya aku pun berniat membelikan buah untuk Kak Ari, ntah mengapa buah yang ku beli tak seperti biasanya yang aku bawakan, hatiku malah membeli buah-buahan kesukaan aku sendiri *Gak niat kali ya?* haha Ntah lah~
SKIP!! SKIP!!

Saat keluar dari Mall pun ternyata hujan deras, aku yang hanya bisa memandangi butiran-butiran air yang menetes dari langit yang gelap saat itu tak dapat berfikir lebih jauh lagi, akhirnya aku memutuskan untuk ke Mushola dulu untuk shalat.


Seusai shalat ternyata hujan tak kunjung reda, aku pun berniat untuk memakai jasa 'Ojek Payung', tak lama ada anak kecil yang memberikan jasanya, aku pun berjalan dengan menggunakan payung yang lumayan lebar hingga aku tak usah meminjam 2 payung karna melihat si anak kecil itu sedikit menggigil kedinginan aku pun tak tega jika ia harus hujan-hujanan.


sekitar 5 menit berjalan aku pun tiba di rumah tetangganya Kak Ari, aku hanya terdiam dan justru malah takut.

Diam sejenak akhirnya aku mempunyai ide, aku meminta Mirna yang bertamu duluan sedangkan aku berpura-pura menerima telfon (Just incase kalo seandainya ada Kak Ari, Ia tak mengenal muka Mirna dan tak akan berpura-pura tak berada di tempat).

"Assalamu'alaykum"

Salam mirna saat itu sembari mengetuk pintu.
Berulang kali mengucap salam namun tak ada jawaban dari luar, saat kami mulai berpikir tak ada siapapun disana...
Beberapa saat kemudian ada seorang Ibu separuh baya membuka pintunya

"Wa'alaykum salam. Nyari siapa dek?" Jawabnya sembari menatapi Mirna lekat-lekat


"Saya Mirna bu temannya Kak Ari, apa Kak Ari nya ada?" Jawab Mirna yang setengah gemetar ntah kedinginan atau gugup.


"Yaah...Ari nya gak ada lagi kerja, baru aja berangkat. Mampir dulu aja, hujan lebat kan" 

Ibu itu pun mempersilahkan Mirna masuk, dan kemudian Mirna memanggilku, aku yang saat itu berpura-pura menelfon pun akhirnya mengakhiri sandiwara bodoh itu.

Aku pun mengobrol ngalor ngidul dengan Ibu yang ku ketahui Beliau adalah Ibu nya Kak Ari, semua yang ku ingin ketahui langsung ku tanyakan tanpa Beliau sadari aku sudah memiliki jawaban atas apa yang telah ku pertanyakan dalam hati sekian lama.


Ku tatap lekat lekat seluruh sudut dalam rumahnya namun tak ada satupun foto anak lelaki yang menghiasi dinding serta yang teronggok di meja Televisi, aku yang penasaran langsung bertanya


"Anak Ibu mah Perempuan semua ya Bu?"



"Iya, 2 2nya perempuan" Jawab Beliau sembari tersenyum


FYI: Aku yang kerap kali penasaran dan ada yang bilang bahwa Kak Ari ini ternyata Arini, seorang wanita yang katanya sahabatnya Kak Ari dan pernah bertemu denganku saat pertama kali aku menginjakkan kaki di kampung tersebut.

Lanjuuuttttt!!!!


"Punya 2 anak aja pada berantem mulu ya Bu.. hehehe"

Sembari bertanya dalam 1 kode tersembunyi didalamnya *Lebay*

"Iya.. Tapi tetep aja tuh Kakaknya yang selalu kalah kalo lagi berantem..Hahaha"

Sembari mulut menganga Ibu pun tertawa dan seperti ada yang terkenang di bola matanya yang bulat itu.

"Masa sih Bu? Waahhh padahal Kak Arini tomboy yaa.. Ternyata kalah sama Hana (Adiknya Kak Ari yg juga nama samaran)"



Pluuung!! Kata-kata 'Kak Arini' pun akhirnya keluar dan berharap Beliau tidak tersinggung karna kata-kata ku yang ternyata mungkin salah sebut nama anaknya.

Dan ternyata jawaban Beliau pun benar-benar membuatku kaget bukan main, beliau berkata:


"Iya.. Kelakuan aja tomboy tapi selalu ngalah sama adiknya itu" 


JLEB!!! Seperti ada galah yang menusuk hatiku saat itu.

Lebur....Lebur sudah semua perasaanku, ternyata memang benar selama ini aku telah dibodohi oleh perempuan..
Dia bukan LELAKI!! Dia perempuan yang kesepian, yang mungkin dia seorang lesbian..
Aku tak pernah habis fikir jika ia seorang perempuan normal

"Mana mungkin menghabiskan waktunya bertelfon ria dengan kata-kata sayang dan memiliki account Facebook dengan nama lelaki dan memiliki pacar selama 3 tahun? Apakah si Sinta (Pacar Kak Ari, nama samaran) itu belum pernah bertemu dengan Arini? Apakah si Sinta itu sebenarnya tidak ada? Lalu? bagaimana nasib si Erny yang ku ketahui ia pernah menjadi pacarnya Arini?"


Segudang pertanyaan langsung menyerangku bertubi-tubi.

Ntah..Ntah apa yang harus kulakukan terlebih dahulu, dalam benakku hanya ada 1 pemikiran, aku harus memberitahukan cerita ini kepada Erny dan juga Sinta karna aku tak ingin mereka berlarut-larut memikirkan penyakitnya si Arini itu, terlebih Sinta membenciku karena dia berfikit aku telah 'merebut' hati Arini yang saat itu menjelma menjadi sosok Ari yang sangat perhatian dan sangat mengerti hati perempuan.

Setelah akhirnya aku mengakhiri perbincanganku saat itu dengan Ibu Arini alias Ibu Kak Ari, aku pun bermaksud pamit karena hari ternyata sudah sore.


Ditengah perjalanan aku pun langsung menelfon Erny dan kemudian aku menceritakan semua yang telah terjadi.

Erny yang saat itu lumayan kaget dengan ceritaku pun berusaha menelan pil pahit cerita kelamnya saat dengan Kak Ari yang ternyata seorang wanita yang menjelma menjadi lelaki tersebut.

Dalam hati tak henti-hentinya aku bergumam mengucap syukur atas apa yang telah Allah berikan terhadapku, sebuah keajaiban atas doa-doaku.

Aku tau apa yang Allah maksud dalam mimpi-mimpiku saat itu, aku harus mengganti semua password yang ada dalam social media agar tak ada lagi yang tertipu olehnya.
Semua penyamarannya bertahun-tahun terbongkar sudah.


Karena itu malam nisfu sya'ban dalam perjalanan pun aku sempat membaca Al-Qur'an bersama Mirna.
Subhanallah...Keajaiban Nisfu sya'ban pun menghampiriku saat itu.
SEKIAN
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


Banyak hal yang tak kuceritakan disini yang mungkin membuat kalian yang baca mengatakan aku ini bodoh dan darimana aku tau semua tentang Arini.


Tak ku ceritakan detail dalam cerita ini, sungguh banyak keajaiban yang menghampiriku saat itu, yang terkadang tak masuk akal namun begitu nyata.


Berharap suatu saat nanti kisah ini akan menjadi sebuah Novel yang penuh inspirasi. Aamiin

PESAN PENULIS:
Jangan pernah terlalu percaya kepada orang yang belum kenal.
Dan jangan pernah menerka-nerka atas semua pertanyaan yang berada dalam hati dan otak kalian sebelum kalian melihat dengan jeli yang sebenarnya terjadi.
Bergantunglah kepada Allah saat keraguan itu menghampiri, jangan ikuti apa kata orang lain karena sesungguhnya orang lain tak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
KEAJAIBAN ITU ADA!!!

Sebelumnya terima kasih kepada Arini karena telah memberikan banyak pelajaran dalam hidupku.

Mohon maaf jika semuanya ini aku hancurkan karena sungguh ini demi kebaikanmu, jika benar kamu sakit aku berharap kamu segera sembuh :)

Wassalamu'alaykum :)


By: Dindahiin

2 komentar:

  1. gag tau mau comment apa, kirain akan berakhir happy ending, dan ternyata sangat mengejutkan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe
      sebenernya ada yang lebih mengejutkan setelah cerita ini :D

      Hapus